Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Selamat Datang di Downloadmin!,Analisis Pergeseran Kurikulum Pendidikan Informatika Pergeseran ini dapat diamati dalam kurikulum pendidikan informatika awal. yang awalnya opsional menurut Kurikulum 2013, tetapi sejak itu menjadi wajib dalam kurikulum baru dan akan diterapkan mulai dari tingkat sekolah dasar karena semakin pentingnya teknologi dalam Abad ke-21, khususnya selama pandemi karena hal ini muncul kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka,kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka memiliki perbedaan,apa saja perbedaannya?simak terus artikel kami!.

Secara singkat kurikulum Merdeka (2022) ini memiliki beberapa karakteristik antara lain:

1.Desain pembelajaran disusun di sekitar pengembangan soft skill dan karakter berbasis proyek seperti empati, integritas, dan nilai-nilai moral, kerja tim, kewarganegaraan global, kemandirian, pemikiran kritis, kreativitas.

2.Fokus pada topik-topik penting untuk memastikan waktu yang cukup untuk pembelajaran mendalam keterampilan dasar seperti melek huruf dan berhitung.

3.Fleksibilitas adalah pengubah permainan bagi guru, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pelajaran mereka dengan kemampuan individu setiap siswa dan beradaptasi dengan konteks dan konten lokal: Menurut presentasi Kementerian Pendidikan, kurikulum 2022 berbeda dari kurikulum 2013

Ada beberapa perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum 2022 (Merdeka) antara lain

1.Untuk pendekatan pendidikan anak usia dini yang awalnya berbasis kurikulum 2013 bergeser menjadi fokus pada literasi buku anak populer pada kurikulum 2022 Merdeka.

2.Bagi siswa tahap awal pendidikannya, seperti di SD.

pemisahan awal IPA, Bahasa dan Budaya Indonesia dan kurikulum IPS IPA pada kurikulum 2013 telah direvisi untuk menggabungkannya menjadi satu kurikulum yang disebut IPAS IPA dan IPS. dalam kurikulum prototipe Perubahan ini berfungsi sebagai landasan bagi siswa untuk belajar IPA dan IPS secara terpisah di sekolah menengah.

Dalam hal ini:

  •  kurikulum yang direvisi IPA dan IPS tidak lagi diajarkan sebagai mata pelajaran yang terpisah melainkan sebagai bidang studi yang saling berhubungan. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dunia di sekitar mereka.
  • serta keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menavigasinya: Dengan menggabungkan dua mata pelajaran ini.
  • siswa dapat memperoleh apresiasi yang lebih dalam untuk keterkaitan bahasa, budaya dan ilmu alam dan sosial Kurikulum IPAS dirancang untuk menyediakan.
  • siswa dengan dasar yang kuat di kedua IPA dan IPS serta berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah yang diperlukan untuk berhasil di dunia yang berubah dengan cepat saat ini Dengan mengintegrasikan dua mata pelajaran siswa dapat mengembangkan.

3.Secara sederhana bagi siswa SMP pada kurikulum 2013 ilmu komputer merupakan mata pelajaran pilihan sedangkan pada kurikulum 2022 ilmu komputer merupakan mata pelajaran wajib.

4.Untuk siswa jenjang SMA 2013 dapat langsung memilih jurusan sementara pada kurikulum 2022 dan siswa akan menentukan area fokusnya di kelas 11 karena perlu berkonsultasi dengan guru BK, pembimbing kelas, dan orang tua.

KONSEKUENSI

Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah terasa oleh pengelola sekolah seperti perubahan Menteri Pendidikan dengan masing-masing Presiden baru menunjuk Menteri baru sehingga mengakibatkan perubahan kurikulum baru Hal ini penting untuk  guru mengerti saat mereka beradaptasi dengan perubahan dari kurikulum 2013 ke kurikulum Merdeka 2022.

Jika dilihat pemaparan Kemendikbud maka ada dua kewenangan dalam kurikulum ini yaitu kewenangan Pemerintah pusat yaitu:

1.Membuat struktur kurikulum
2.Merumuskan Profil Pelajar Pancasila
3.Merancang capaian pembelajaran dan
4.Menformulakan prinsip pembelajaran dan asesmen.

Sekolah, unit pendidikan memiliki kewenangan untuk mengembangkan visi, misi dan tujuan sekolah serta kebijakan sekolah yang selaras dengan metode pembelajaran dan penilaian kurikulum yang berfokus pada penerapan praktik yang baik dalam budaya sekolah dan KBM Knowledge Based Management untuk mencapai siswa yang beprofil Pelajar Pancasila.

Dengan demikian tugas pengelola sekolah hanya satu yang diamanahkan oleh Kurikulum Merdeka (2022) ini yaitu melakukan analisa dan Menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan dengan fokus pada menumbuhkan karakter pelajar pancasila, yang dalam bahasa Kurikulum 2013 disebut menyusun KTSP (buku 1, 2 dan 3) Pembuatan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan ini meliputi :

1.Analisa konteks satuan pendidikan
2.Merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah,
3.Pengorganisasian pembelajaran
4.Rencana Pembelajaran

Ketika merancang kurikulum operasional sekolah, penting untuk fokus pada penerapannya secara efektif dalam budaya dan nilai-nilai sekolah, serta dalam bentuk Kompetensi dan Nilai Utama KBM untuk mewujudkan enam Prinsip Pancasila, yang meliputi:

1.Menjalani kehidupan yang berbudi luhur dan menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

yang telah terwujud dalam karakter agama yang indah, perilaku yang baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, terhadap alam dan terhadap bangsa Indonesia

2.Berkebinekaan Global.

sebuah platform yang tercipta untuk membantu pelajar Indonesia menghargai dan menghargai keragaman budaya, dapat memfasilitasi komunikasi dan interaksi di antara budaya yang berbeda, menumbuhkan refleksi diri dan tanggung jawab sosial, dan mempromosikan keadilan dan keadilan dalam masyarakat

3. Mandiri.

siswa Indonesia harus memiliki kesadaran diri dan kesadaran situasional serta peraturan pribadi

4. Bergotong Royong.

adalah tentang bekerja sama, memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dan berbagi dengan orang lain.

Dalam istilah yang lebih sederhana, Bergotong Royong adalah konsep yang melibatkan kolaborasi, saling peduli, dan berbagi di antara individu atau kelompok.

5.Bernalar Kritis.

seorang Pelajar Indonesia, harus memperoleh dan memproses sejumlah besar informasi dan ide, menganalisis dan mengevaluasinya.

kemudian merefleksikan dan memperbaiki proses berpikir mereka.

PARADIGMA GURU

Dalam menerapkan Prototipe Kurikulum Ki Hadjar Dewantara pendidikan terfokus pada anak daripada kepemimpinan fasilitas.

serta kurikulum Proses pembelajaran harus berpusat pada kebutuhan dan minat anak daripada sebaliknya.

Maka pendidikan menurut Ki Hadjar :

“menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”.

Jadi guru perlu mengingat bahwa pembelajaran harus berpusat pada kebutuhan dan kemampuan siswa.

Dengan melakukan pengajaran ini dapat sesuai dengan kemampuan individu masing-masing siswa dan pembelajaran akan lebih efektif.

Teaching at the Right Level (TaRL) Pengajaran dengan menggunakan pendekatan TaRL adalah mengatur peserta didik tidak terikat pada tingkatan kelas.

Namun,

para peserta berkelompok berdasarkan fase perkembangan atau tingkat kemampuan mereka, sehingga menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan karakteristik,

potensi, dan kebutuhan masing-masing.

Berdasarkan hasil belajar mereka, kemajuan siswa juga terlihat dari evaluasi sesuai dengan tingkat fase belajar mereka.

Peserta didik yang belum mencapai capaian pembelajaran di fasenya, akan mendapatkan pendampingan oleh pendidik untuk bisa mencapai capaian pembelajarannya.

Dalam pelaksnaannya, terdapat beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Tahapan Asesmen

Yaitu dengan mengenali potensi,karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan peserta didik

2) Tahapan Perencanaan

Proses pembelajaran beradaptasi dengan tingkat pemahaman peserta,

termasuk mengelompokkan mereka sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. dan merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka.

3) Tahapan Pembelajaran

Selama proses pembelajaran.

penilaian rutin harus terlaksana untuk memantau kemajuan kebutuhan pemahaman siswa.

serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran mereka di akhir sesi pembelajaran, biasanya dalam bentuk projek.

Pembelajaran Berbasis Proyek(PBL)

Pembelajaran berbasis proyek PBL adalah metode pengajaran di mana siswa mendapat tugas untuk diselesaikan dalam jangka waktu yang sudah tersetting mulai dari perencanaan, pengumpulan data, organisasi, pengolahan dan penyajian produk akhir mereka PBL dapat terbagi menjadi tiga model :

1.Produk Karya Tehnologi yang salah satu bentuknya membuat animasi atau video.

2.Produk Karya Tulis, seperti membuat laporan hasil pengamatan.

3. Produk Prakarya contohnya membuat miniatur rumah dari barang bekas Untuk proses evaluasi, juga bisa terlaksana dengan tiga model penilaian yaitu :

  • Assessment of Learning, Assessment for Learning dan Assessment as Learning

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *